Indonesiakembali berduka dengan wafatnya salah seorang ulama', KH. Kholilur rohman cicit dari inisiator berdirinya organisasi islam terbesar, Nahdlatul Ulama' Ia adalah cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Pamanda kami Kiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan Ra Lilur’ tadi malam di kediamannya di Desa Banjar, Bangkalan. Ra Lilur Yang Kami Ketahui … Beliau adalah Putra dari KH. Zahrawi dan Ny. Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdullathif Bangkalan. Dari kecil beliau terkenal sebagai sosok Jadzab’ yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa. Puluhan tahun yang lalu beliau bahkan sempat membuat kehebohan karena membakar Ponpes Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH. Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak Ponpes syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bagunan tinggi megah setinggi asap api yang mumbul’ di waktu itu. Sebuah Isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan .. Beliau juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali beliau berkholwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya beliau juga seringkali bertapa’ ditengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia tangkap’ adalah Ra Lilur.. Kegemaran ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Bangkalan. Ra Lilur juga bisa dibilang sebuah Bukti’ nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di Sebuah Pesantren selama 3 bulan tapi gak pernah ngaji, kerjaannya cuma mancing. Meski begitu beliau dikenal sebagai sosok Alim’ yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih. Zuhud dan sederhana, 2 sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala petani’ ini sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar. Beliau memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Beliau bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya Ulama zaman Now yang telah silau oleh kerlap-kerlip’ duniawi. Dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu ” Jika Ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. Itu berat.. Berat.. Dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka,” ujar Ra Lilur sambil menangis sesenggukan.. Demi menyampaikan pesannya itu beliau bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan Kiai dan Ulama. Gak ada angin gak ada hujan beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. Dengan bahasa Arab yang fasih beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan keluh kesah’-nya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren. Seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan Alim Ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Di lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Ponpes Syaichona Cholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada pesan’ penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah ayat’ yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke Hadhirat Ilahi.. Tak kan ada yang hidup kekal abadi.. أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا و أنكم إلينا لا ترجعون ” Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-KU ? ” Beliau lantas melantunkan Syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya beliau yang mengetahui makna rahasia’ di balik bait-bait Syair itu Apakah salah dosaku Kau pergi tinggalkan daku Dulu cintamu padaku Kini kau abaikan aku Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan daku Dulu kasih mesra kita Kala cintamu nan murni Kini ku dalam merindu Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan aku Beginilah akhir cinta Cintamu palsu belaka Ku terkapar dalam rindu.. Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi Keridhoan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Dan beliau telah pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan fikirannya. Seseorang pernah bermimpi melihat Malik Bin Dinar. Sosok Waliyullah besar di zamannya. Ia melihat Malik keluar dari penjara dan terlihat sangat bahagia. ” Hore Aku bebas.. Aku merdeka.. ” ucap Malik dimimpinya itu. Keesokan harinya tersebarlah kabar seantero kota bahwa Malik Bin Dinar baru saja meninggal… Selamat Jalan Syaikhona… Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-Fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan. Selamat menikmati perjalanan indahmu, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu… Allah Yarhamak Ya Syaikhona.. Wa Yuqoddis Sirrak.. Tarim, 25 Rojab, 1439 H.

MengenangRa Lilur dalam Haul perdana beliau (tentang kepribadian, karomah, hingga pertemuan beliau dengan Gusdur) Ketika membahas sosok Ra Lilur, kita seakan dihadapkan kepada lautan tak bertepi.

BANGKALAN – Kabar duka seketika menyebar dengan cepat. KH Kholilurrahman, ulama karismatik asal Bangkalan meninggal dunia Selasa malam 10/4 sekitar pukul Cicit Syaikhona Moh. Kholil bin Abd. Latif dan Nyai Nur Jati itu tutup umur di usia 75 tahun di Desa Banjar, Kecamatan Galis. Malam itu juga jenazah dibawa ke rumah putranya, Ra Bir Aly di Jalan Moh. Kholil, Kelurahan Demangan, Kecamatan Kota Bangkalan. Sepanjang Jalan KH Moh. Kholil hingga kompleks pemakaman Syaikhona Moh. Kholil di Martajasah dibanjiri manusia Rabu siang 11/4. Ribuan manusia dari berbagai kalangan mengantarkan jenazah almarhum. Jenazah almarhum dimakamkan di dekat makam Syaikhona Moh. Kholil. KH Imam Buchori, keponakan almarhum, tidak menyangka pamannya itu akan berpulang. Pukul sebelum mengembuskan napas terakhir, kiai yang akrab disapa Ra Lilur itu hanya pamit untuk tidur dan lampu suruh matikan kepada sang pembantu khadam. ”Saya dapat telepon dari Bir Aly. Dia bilang paman sudah tutup usia,” kata Ra Imam. Ra Imam menyampaikan, keluarga bani Kholil sangat kehilangan. Namun, kehendak Allah yang tidak bisa ditawar-tawar. ”Paman itu cukup sepuh di antara keluarga bani Kholil yang lain,” ujarnya. Dia menjelaskan, Ra Lilur meninggal di usia kurang lebih 75 tahun. Sebab, almarhum hanya selisih dua tahun dari KH Kholil AG, ayah Ra Imam. ”Paman itu adik abi paling bungsu,” terangnya. Almarhum merupakan putra pasangan suami istri Nyai Romlah dengan KH Sahrawi Sampang. Nyai Romlah merupakan anak kandung KH Imron. KH Imron adalah putra Syaikhona Moh. Kholil dengan Nyai Mutmainnah. ”Nyai Romlah dengan KH Sahrawi punya anak KH Fahrurrozi, KH Abdullah Aschal, KH Kholil AG, dan terakhir Paman Lilur,” tuturnya. Pada masa hidupnya, Ra Lilur menikah dengan Nyai Selani dari Kecamatan Sepulu. Hasil buah pernikahannya memiliki putra Ra Bir Aly yang kini menjadi anggota DPRD Bangkalan. ”Ra Bir Aly dari kecil diasuh abi saya KH Kholil AG, Red. Karena memang paman menitipkan kepada abi sejak masih bayi,” ucapnya. Kehidupan almarhum ketika masih muda seperti pemuda yang lain. Bermain dengan sepupu, saudara, dan teman yang lain. Baru ketika beranjak dewasa, almarhum mengenyam Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. ”Tapi, almarhum tidak lama mondoknya. Kurang lebih sekitar satu tahun,” tuturnya. Namun, waktu itu almarhum sudah menampakkan keanehan-keanehan. Baik mulai dari sifat, perilaku hingga ucapan. ”Saat mau beranjak dewasa mulai menampakkan keanehan,” katanya. Alamarhum memiliki feeling dan firasat yang tajam atas peristiwa yang akan terjadi. Hal itu sudah masyhur di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, meskipun beliau tidak mengenyam pendidikan umum dan hanya mondok satu tahun, almarhum sangat cerdas dan bisa menguasai banyak disiplin ilmu. ”Tidak mengada-ada. Meskipun beliau tidak sekolah, mondok hanya satu tahun. Tapi, beliau cukup menguasai segala disiplin ilmu,” terangnya. Semasa hidupnya, Ra Lilur memang menjalani hidup sufistik. Dengan kejernihan dan kerendahan hatinya, kerap kali pindah dari satu tempat ke tempat lain. Namun, masyarakat tetap mencari untuk mendapat barokah. ”Tapi, beliau tetap menghindar. Akhirnya berpindah-pindah tempat,” ungkapnya. Pertama tinggal di Desa Prancak, Kecamatan Sepulu. Kemudian di Desa Banyubunih, Kecamatan Galis. Lalu pindah ke Desa Pakaan Laok, Kecamatan Galis. Terakhir pindah ke Desa Banjar, Kecamatan Galis hingga tutup usia.
BANGKALAN Ratusan masyarakat memadati rumah putra Ra Bir Aly di komplek Pondok Pesantren Syaichona Kholil, Demangan, Bangkalan, Rabu (11/4/1018). Mereka ingin ikut mendoakan dan melihat janazah Almarhum Ulama Khos KH Kholilurrahman yang menghembuskan nafas terakhirnya tadi malam sekitar pukul 10.00 Wib. Saat ini janazah Kiai yang akrab disapa Ra Lilur itu berada dirumah [] Bangla Song - Search or Browse by Artist

RaLilur Wafat dalam Keadaan Memegang Tasbih Rabu, 11 April 2018 - 20:09 | 89.43k Ribuan warga saling berebutan mengusung jenazah KH Kholirurrahman ketika diberangkatkan dari Ponpes Syaichona Moh Cholil Demangan menuju pemakakaman di Desa Martajasah.(FOTO: Doni Heriyanto/TIMES Indonesia)

Sentiers d'équitation • Excursions à cheval • Chutesà proposDurée conseilléePlus de 3 heuresCircuits et expériencesParcourez différents moyens de découvrir cet Lorilar et attractions proches les meilleures façons d'en profiterLa régionLe meilleur dans les environs103 dans un rayon de 5 km35 dans un rayon de 10 kmjanv. 2023 • Entre amisBelle activité. Nous étions un gros groupe d’environ 30 personnes. Il y avaient assez de guide pour tous nous prendre en charge. Le paysage est magnifique. Nous avons eu un temps pour prendre des photos. Ils servent des boissons gazeuses inclus pendant la pause pour les chevaux. Je recommande!Écrit le 28 janvier 2023Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de mMontréal, Canada51 contributionsjanv. 2020 • Entre amisPermet de voir où les dominicains vivent leur vie visite de la végétation chevaux bonnes proportions activités peu coûteuses et intéressantes Écrit le 9 février 2020Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Canada43 contributionsfévr. 2016 • En soloJ'ai profité de mon voyage pour aller faire cet excursion a cheval. Laissez moi vous dire que la sécurité une priorité et que les paysages vus durant le visite etaient magnifiquesÉcrit le 2 juin 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2016 • En coupleNous avons profité de notre séjour à Puerto plata pour faire une ballade à cheval avec le ranch lorimar et nous avons passé un moment exceptionnel! Mention spécial pour nos 2 guides rafaello et gorro qui malgré que nous étions débutant nous ont mis très a l'aise et ce sont très bien occupé de nous! A faire et à refaire encore merci...Écrit le 18 avril 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2016 • En familleTrès belle activité je conseil l'activité les employés sont . professionnels . Bon rapport qualité prixÉcrit le 20 mars 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2016 • Entre amisLes chevaux sont bien dressé et la vue est formidable ! Nous avons eu la chance de visiter une maison typique et les gens y étaient très gentils. Écrit le 5 mars 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2016 • Entre amisNous sommes allés au Rancho Lorilar pour une journée complète, nous avons bien apprécié notre journée, la gérante Joyce est funny, les guides très sympatiques... On peut découvrir Puerto Plata d'une autre manière. Un peu dur sur le popotin si on est pas habitué de monter à cheval, nous arrêtons plusieurs fois pour se reposer par contre. Nous avons payé 70$ US et avons réservé directement par courriel avec le 16 janvier 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2013 • En couplepartir une journée à cheval c'est genial ,pas de cheveaux de course mais de brave canasons qui vous balladeront à travers la fôret tropicale avec quelques haltes ,la 1er dans un bar perdu dans la nature avec un super point de vue ,la sconde pour une baignade bien méritée à la riviere et enfin la meilleur la pause dejeuner à ne pas manquer les beigniets de magnioc divin ,le tout acompagné par des guides donc haitien qui parle français .n'oublier pas la cassette video le tout pour environ 90 dollarsÉcrit le 5 mars 2013Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de RFort Lauderdale, Floride2 contributionsjanv. 2013 • En coupleBon je voudrais dire que c est un excellent endroit pour faire de l équitation le personnel est compétent et dévoué à la clientèle .Joyce est très gentille avec nous et nous explique clairement comment ca y parle plusieurs langues donc pas de problème avec les options sont j'ai pris pour la journée et ça très bien fonctionné on arrête à l'occasion pour se dégourdir les jambes et pour faire reposer les diner servi est très arrête sur le bord d'un étang pour ceux qui veuille se baigner,disons que la journée se passe très vite .Les guides s'occupent passablement de nous et voient à notre confort .Je ne peux que recommandé cette excursion à tout le monde sans exception même ceux qui n'en n'ont jamais fait car on te donne le cheval en conséquence,donc chapeau à Rancho Lorilar continuer votre bon travail et merci JoyceÉcrit le 20 janvier 2013Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de GSherbrooke, Canada6 contributionsmai 2011 • En familleC'était merveilleux de se promener dans les montagnes, à travers la jungle tropicale, tout en traversant une le 28 novembre 2011Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de affichés 1-10 sur 88
Viewthe profiles of people named Lilur Putra K Conk Bangkalan. Join Facebook to connect with Lilur Putra K Conk Bangkalan and others you may know.

Berita ra lilur meninggal dunia Oleh Ismael Amin Kholil - Telah wafat cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Pamanda kami Kiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam di kediamannya di Desa Banjar, Bangkalan. Jenazah akan disholatkan di ponpes Syaichona Cholil pada hari ini jam 12 siang. Dan insyaAllah akan dimakamkan di komplek pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan. Ra Lilur yang kami ketahui adalah putra dari KH. Ahmad Tamyiz dan Ny. Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdullathif Bangkalan. Dari kecil beliau terkenal sebagai sosok 'jadzab' yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa. Puluhan tahun yang lalu beliau bahkan sempat membuat kehebohan karena membakar Ponpes Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH. Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak Ponpes syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bagunan tinggi megah setinggi asap api yang 'mumbul' di waktu itu. Sebuah isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan. Beliau juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali beliau berkhalwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya beliau juga seringkali 'bertapa' di tengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia 'tangkap' adalah Ra Lilur. Kegemaran ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Bangkalan. Ra Lilur juga bisa dibilang sebuah 'Bukti' nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di Sebuah Pesantren selama tiga bulan tapi tidak pernah ngaji. Kerjaannya cuma mancing. Meski begitu, beliau dikenal sebagai sosok 'Alim' yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih. Zuhud dan sederhana, itulah dua sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala 'petani' ini, sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar. Beliau memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Beliau bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya ulama zaman now yang telah silau oleh 'kerlap-kerlip' duniawi. Dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu "Jika ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. Itu berat.. Berat.. Dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka," ujar Ra Lilur sambil menangis sesenggukan. Demi menyampaikan pesannya itu beliau bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan kiai dan ulama. Tak ada angin tidak ada hujan, beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. Dengan bahasa Arab yang fasih, beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan "keluh kesah"-nya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren. Seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan alim ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Ra Lilur Wali Jadzab Di lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Ponpes Syaichona Cholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada 'pesan' penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah 'ayat' yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke Hadhirat Ilahi. Tak kan ada yang hidup kekal abadi. أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا و أنكم إلينا لا ترجعون Artinya "Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-Ku?" Beliau lantas melantunkan syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya beliau yang mengetahui makna 'rahasia' di balik bait-bait Syair itu Apakah salah dosaku Kau pergi tinggalkan daku Dulu cintamu padaku Kini kau abaikan aku Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan daku Dulu kasih mesra kita Kala cintamu nan murni Kini ku dalam merindu Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan aku Beginilah akhir cinta Cintamu palsu belaka Ku terkapar dalam rindu.. Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi keridhoan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Dan tadi malam beliau pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan pikirannya. Baca Innalillah, Malam Ini KH Khalilur Rahman Ra Lilur Wafat Seseorang pernah bermimpi melihat Malik Bin Dinar. Sosok Waliyullah besar di zamannya. Ia melihat Malik keluar dari penjara dan terlihat sangat bahagia. "Hore Aku bebas.. Aku merdeka.. " ucap Malik di mimpinya itu. Keesokan harinya tersebarlah kabar seantero kota bahwa Malik Bin Dinar baru saja meninggal. Selamat Jalan Syaikhona. Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan. Selamat menikmati perjalanan indahmu, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu. [ Tarim, 25 Rajab, 1439 H.

Sehariusai debat publik perdana, Gus Ipul bertolak ke Bangkalan untuk melayat Ra Lilur yang wafat. Di sana, Gus Ipul ikut mengangkat keranda mayat Sabtu, 9 April 2022

Quartiers • Monuments et sites remarquables • Bâtiments architecturauxCe qu'en disent les voyageursCircuits et expériencesParcourez différents moyens de découvrir cet les meilleures façons d'en profiter La régionLe meilleur dans les environs52 dans un rayon de 10 kmRemfreParis, France522 contributionsaoût 2022Même s'il s'agit d'un village proposé à la visite touristique, il est bel et bien habité et il offre le meilleur aperçu des habitations traditionnelles balinaises telles qu'on les voit un peu beau et agréable, enfin une expérience de visite qui ne soit pas une déception.....Écrit le 5 novembre 2022Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Belgique1 007 contributionsjuin 2022 • En coupleBon c'est vrai, le village est joli. Ce qui gâche c'est que toute les habitation vous invite à entrer chez eux ... pour vous vendre à manger ou des babioles pour touristes alors à la fin ...Écrit le 14 juin 2022Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2019 • En coupleCe village devait être beau avant, malheureusement avec le tourisme chaque maison est devenue un petit commerce. Personnellement, je trouve choquant qu’on entre chez les le 8 octobre 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2019Joli village traditionnel mais sans plus. À faire si vous êtes dans le coin mais pas indispensable. Le village est magnifique mais toutes les maisons sont transformées en boutique pour les touristes ... 30000 IDR l’entrée. Écrit le 13 septembre 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2019 • En familleQuitter la côte et aller visiter ce village, c'est retrouver la sérénité balinaise. Certes les maisons sont transformées en boutiques de souvenirs mais pas de racolage, on n'est pas obligés de prendre quelque chose. Des familles qui laissent entrer chez eux, qui, pour ma part, m'ont offert un café et avec lesquelles j'ai passé un agréable moment. A visiter si on veut retrouver un peu de calme puisque cet endroit n'est pas envahi de le 4 août 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de France175 contributionsnov. 2018 • En coupleLe site est joli mais toutes les maisons sont transformées en boutiques de souvenirs qui vendent toutes les mêmes. Les cars de touristes déboulent en masse. Pas indispensable à le 15 novembre 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2017Charmant petit village. Dommage qu'ils en ont fait une sorte de Disneyland à la sauce Balinaise presque authentique. Mais à voir quand même si c'est sur votre cheminÉcrit le 27 août 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de 2018 • Voyage d'affairesSe promener à Penglipuran’ village traditionnel pour boire les maisons en bambous’ et la forêt de bambous. Belle composition’ l’entrée parking payantes. La plupart des visiteurs sont touristes domestiques surtout dans la période de congé le 21 août 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Creusot, France186 contributionsjuill. 2018 • En familleSite historique très bien conservé Le prix d entré pour 2 adultes et 1 enfant est inférieur à vaut le coup de passer 1h, avec un guide qui vous explique l histoire de cette ville à l pouvez entrer dans les maisons pour voir comment ils reste 4 sites comme celui là sur l essaye de vendre des babiole made in china au touristes, ca casse un peu le côté le 16 juillet 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de Belgique1 007 contributionsjuin 2018 • En coupleBon c'est vrai, le village est joli. Ce qui gâche c'est que toute les habitation voys invité à entrer chez eux ... pour voys vendre à manger ou des babioles pour touristes alors à la fin ...Écrit le 1 juin 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis à des vérifications de la part de affichés 1-10 sur 55
KetikaRa Lilur dan Gus Dur Bertemu Pada awal tahun 2002, setelah lengser dari tahta kepresidenan, Gus Dur pergi ke Bangkalan untuk sowan kepada Ra Lilur. Uniknya ketika duduk bersama, keduanya memakai bahasa daerahnya masing-masing. Ra Lilur memakai bahasa Madura khas sedangkan Gusdur memakai bahasa Jawa.

Bangkalan, NU OnlineKiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam wafat di kediamannya di Desa Banjar, Kabupaten Bangkalan. Jenazah akan disholatkan di Pesantren Syaikhona Kholil Rabu 11/4 siang ini. Selanjutnya dimakamkan di kompleks pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan. "Beliau adalah putra dari KH Ahmad Tamyiz dan Ny Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdul Lathif Bangkalan. Dari kecil beliau terkenal sebagai sosok 'jadzab' yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa," ungkap salah seorang keponakan Ra Lilur, Ismael Amin tahun yang lalu, tambahnya, bahkan beliau sempat membuat kehebohan karena membakar Pesantren Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak Pesantren Syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bangunan tinggi megah setinggi asap api yang 'mumbul' di waktu itu. Sebuah isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan. "Beliau juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali beliau berkhalwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya beliau juga seringkali 'bertapa' di tengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. "Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia 'tangkap' adalah Ra Lilur," urai ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Lilur juga bisa dibilang sebuah 'bukti' nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di sebuah pesantren selama 3 bulan tapi gak pernah ngaji, kerjaannya cuma mancing. Meski begitu beliau dikenal sebagai sosok 'alim' yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih."Zuhud dan sederhana, 2 sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala 'petani' ini sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar," beliau memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Beliau bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya ulama zaman now yang telah silau oleh 'kerlap-kerlip' duniawi dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu. "Jika ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. itu berat.. berat.. dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka," ujar Ra Lilur sambil menangis menyampaikan pesannya itu, tambah Amien, beliau bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan kiai dan ulama. Tidak ada angin tidak ada hujan beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. "Dengan bahasa Arab yang fasih beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan keluh kesahnya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren, seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan alim ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka," lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Pesantren Syaikhona Kholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada 'pesan' penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah 'ayat' yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke hadhirat Ilahi.. tak kan ada yang hidup kekal abadi.. أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا و أنكم إلينا لا ترجعون" Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-Ku? " Beliau lantas melantunkan Syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya beliau yang mengetahui makna 'rahasia' di balik bait-bait Syair itu Apakah salah dosakuKau pergi tinggalkan dakuDulu cintamu padakuKini kau abaikan akuApakah salah dosakuKini kau tinggalkan dakuDulu kasih mesra kitaKala cintamu nan murniKini ku dalam merinduApakah salah dosakuKini kau tinggalkan akuBeginilah akhir cintaCintamu palsu belakaKu terkapar dalam rindu..Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi Keridlaan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Dan tadi malam beliau pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan fikirannya."Selamat Jalan Syaikhona... Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-Fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan.""Selamat menikmati perjalanan indahmu, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu. Allah Yarhamak Ya Syaikhona.. Wa Yuqoddis Sirrak," ujar Ismael Amin Kholil. Hairul Anam/Muiz

BANGKALAN Para pentakziah masih terus berkunjung langsung ke rumah duka KH Kholilurrahman atau Ra Lilur di kompleks Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Kamis (12/4). BANGSAONLINE sempat menemui Ra Bir Aly, satu-satunya putra mendiang Ra Lilur. Sekitar pukul 09.30 WIB dia menemani BANGSAONLINE beserta para petakziah yang TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Warga Madura berduka, KH Kholilurrahman atau yang populer dipanggil Ra Lilur, ulama kharismatik yang dikenal 'Jadzab' itu telah wafat, pada Selasa 10/4/2018, sekitar pukul WIB di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Jenazah akan dimakamkan berdekatan dan makam Syaikhona Kholil Bangkalan. Diketahui, KH Kholilurrahman adalah cicit dari Syaikhona Kholil Bangkalan, ulama yang menjadi guru para ulama di Mengutip cerita dan penjelasan dari Ismael Amin Kholil , dari Tarim, 25 Rojab, 1439 H, tulisan tersebut diperuntukkan untuk sosok mendiang Ra Lilur yang telah wafat. Ismael Amin Kholil, yang masih keponakan dari mendiang Ra Lilur menuliskan, "Selamat Jalan Paku Bumi Bangkalan". Menurutnya dalam tulisan yang diterima TIMES Indonesia dan sudah banyak beredar di media sosial seperti WhatsApp WA. "Telah wafat cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Pamanda kami Kiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam di kediamannya di Desa Banjar, Bangkalan," tulisnya. "Jenazah akan dishalatkan di Ponpes Syaikhona Kholil pada hari ini jam 12 siang. Dan insyaAllah akan dimakamkan di komplek pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan." Ra Lilur ia ketahui, adalah Putra dari KH Ahmad Tamyiz dan Ny Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdullathif Bangkalan. Dari kecil Ra Lilur terkenal sebagai sosok 'Jadzab' yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa. Puluhan tahun yang lalu beliau bahkan sempat membuat kehebohan karena membakar Ponpes Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH Abdullah Schall. Konon, itu adalah isyarat bahwa kelak Ponpes syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bagunan tinggi megah setinggi asap api yang 'mumbul' di waktu itu. Sebuah Isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan. Ra Lilur juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali ia berkholwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya, mendiang juga seringkali 'bertapa' ditengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia 'tangkap' adalah Ra Lilur. Kegemaran ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Bangkalan. Ra Lilur juga bisa dibilang sebuah 'Bukti' nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di Sebuah Pesantren selama 3 bulan tapi gak pernah ngaji, kerjaannya cuma mancing. Meski begitu, Ra Lilur dikenal sebagai sosok 'Alim' yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih. Zuhud dan sederhana. Dua sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala 'petani' ini sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar. Ra Lilur memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Mendiang bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya Ulama zaman Now yang telah silau oleh 'kerlap-kerlip' duniawi. Dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu. "Jika Ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. Itu berat.. Berat.. Dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka," ujar Ra Lilur sambil menangis sesenggukan. Demi menyampaikan pesannya itu Ra Lilur bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan Kiai dan Ulama. Tidak ada angin gak ada hujan beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. Dengan bahasa Arab yang fasih beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan 'keluh kesah'-nya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren. Seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan Alim Ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Di lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Ponpes Syaichona Cholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada 'pesan' penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah 'ayat' yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke Hadhirat Ilahi. Tak kan ada yang hidup kekal abadi. "Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-KU?" begitu arti ayat yang disampaikan Ra Lilur. Ra Lilur lantas melantunkan Syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya ia yang mengetahui makna 'rahasia' di balik bait-bait Syair tersebut Apakah salah dosaku Kau pergi tinggalkan daku Dulu cintamu padaku Kini kau abaikan aku Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan daku Dulu kasih mesra kita Kala cintamu nan murni Kini ku dalam merindu Apakah salah dosaku Kini kau tinggalkan aku Beginilah akhir cinta Cintamu palsu belaka Ku terkapar dalam rindu. "Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi Keridhoan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia," tulis Ismael Amin Kholil. Dan kini, Ra Lilur sudah pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan fikirannya. Seseorang pernah bermimpi melihat Malik Bin Dinar. Sosok Waliyullah besar di zamannya. Ia melihat Malik keluar dari penjara dan terlihat sangat bahagia. " Hore Aku bebas.. Aku merdeka.. " ucap Malik dimimpinya itu. Keesokan harinya tersebarlah kabar seantero kota bahwa Malik Bin Dinar baru saja meninggal. "Selamat Jalan Syaikhona... Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-Fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan," tulis Ismael Amin Kholil. "Selamat menikmati perjalanan indahmu Ra Lilur, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu...Allah Yarhamak Ya Syaikhona.. Wa Yuqoddis Sirrak.." *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
PERBEDAANPENGETAHUAN LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ARTHRITIS RHEUMATOID DI DESA KELBUNG KECAMATAN SEPULU KABUPATEN BANGAKALAN MADURA . Tersimpan di: Main Author: NIKMAH, FAIDATUL: Format: Thesis NonPeerReviewed Book: Bahasa: eng: Terbitan: , 2019: Subjects:
BANGKALAN, – Kontestasi politik pada Pemilu 2024 semakin menarik diikuti. Terutama, pada pemilihan legislatif pileg di Kabupaten Bangkalan. Tidak sedikit pendatang baru bermunculan. Salah satunya, bakal calon legislatif bacaleg dari Partai Hanura. Dia adalah Ra Jali yang diketahui merupakan cicit Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan. Ra Jali mantap maju sebagai bacaleg dari daerah pemilihan dapil 2, yakni Kecamatan Klampis, Geger, dan Sepulu. Putra Ra Bir Aly Kholilur Rahman itu menjadi representasi anak muda. Dia cukup dikenal di tengah-tengah masyarakat. Sebab, ayahnya, Ra Bir Aly, merupakan putra ulama nyentrik, Ra Lilur Kholilur Rahman. Ra Lilur adalah cicit langsung dari Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan. Kini Ra Jali baru genap berusia 24 tahun. Meski terbilang muda, Ra Jali ingin berkontribusi untuk kemajuan Bangkalan melalui jalur politik. Dalam pencalonannya sebagai bacaleg, Ra Jali mendapatkan nomor urut 2 dari partai besutan H. Wiranto itu. ”Tahun ini saya bergabung ke Partai Hanura. Alhamdulillah setelah mendaftar ke KPU, saya mendapatkan nomor urut dua,” katanya kemarin 16/5. Menurut dia, pada pemilu kali ini, pihaknya maju dari dapil 2. Dia mengaku sangat yakin terpilih. Apalagi, niat nyaleg tidak lepas karena ingin memberikan kontribusi yang baik untuk Bangkalan. Selain itu, ingin membuktikan bahwa anak muda juga bisa berpartisipasi dalam politik praktis. ”Karena masyarakat mengira ulama itu untuk ditakuti dan disegani. Padahal bukan begitu, saya ingin masyarakat mencintai saya dan saya bisa bermanfaat untuk masyarakat, terutama di dapil saya nanti,” ucapnya. Dia menyatakan, maju menjadi kandidat bacaleg di usia yang masih milenial tentu bukan tanpa alasan. Namun, pihaknya ingin membuktikan bahwa anak muda juga memiliki nilai juang. ”Saya ingin memperjuangkan kaum milenial. Saya ingin membuktikan bahwa kaum milenial juga bisa terjun ke dunia politik dan tidak memandang usia,” tandasnya. ay/daf/par Terkini Selasa, 16 Mei 2023 1635 WIB
.
  • e6shql1qah.pages.dev/656
  • e6shql1qah.pages.dev/555
  • e6shql1qah.pages.dev/545
  • e6shql1qah.pages.dev/533
  • e6shql1qah.pages.dev/539
  • e6shql1qah.pages.dev/355
  • e6shql1qah.pages.dev/849
  • e6shql1qah.pages.dev/252
  • e6shql1qah.pages.dev/818
  • e6shql1qah.pages.dev/262
  • e6shql1qah.pages.dev/560
  • e6shql1qah.pages.dev/399
  • e6shql1qah.pages.dev/78
  • e6shql1qah.pages.dev/349
  • e6shql1qah.pages.dev/136
  • putra ra lilur bangkalan